Crypto
Bitcoin Kembali Tembus US$4 Ribu, Akankah Bertahan?
Setelah turun di bawah US$4.200, harga Bitcoin (BTC) telah berulang kali mencoba bertahan di atas batas US$4 ribu namun gagal. Kendati demikian, berkat dorongan dari para pedagang selama 24 jam terakhir, harga BTC berhasil tembus di atas batas psikologis tersebut setelah mengalami reli 4 persen.
Peningkatan harga BTC menyusul volume perdagangan harian yang mencapai US$11 milyar, volume 24 jam yang paling tinggi sejak April tahun lalu, ketika harga BTC berada di US$8 ribu.
Sementara itu, harga Ethereum (ETH), Ripple (XRP), Litecoin (LTC) dan Bitcoin Cash (BCH) semua reli beriringan dengan BTC, masing-masing memperoleh peningkatan antara 5 hingga 18 persen dan menambahkan US$6 milyar terhadap total kapitalisasi pasar kripto keseluruhan.
Volume perdagangan BTC yang mencapai titik tertinggi dalam periode 12 bulan dianggap sebagai pertanda bahwa investor masih asyik bermain dengan Bitcoin. Kendati tak henti-hentinya dihajar “musim dingin” kripto yang melemahkan sektor kripto, Bitcoin tetap menjadi kripto nomor satu berdasarkan kapitalisasi pasar.
Untuk waktu yang lama, volume perdagangan BTC berkorelasi dengan harga BTC, tetapi ketika terjadi “perang saudara” Bitcoin Cash yang membuat pasar kripto kacau balau pada November, volume BTC tetap bertahan meski harganya longsor.
Kendati harga Bitcoin perlahan meningkat, dominasi pasarnya, berdasarkan total kapitalisasi pasar kripto, turun dan berada di titik terendah baru di tahun 2019 pada angka 50,6 persen. Sementara itu, altcoins memperoleh dominasi pasar yang semakin besar.
Analisa teknikal terbaru menunjukkan tren permintaan jangka panjang terhadap Bitcoin menurun, yang berarti tekanan menjual bisa meningkat. Bloomberg melaporkan indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) terus menurun sejak pertengahan Februari silam.
Para penyokong Bitcoin yang bullish melontarkan beragam prediksi berani beberapa pekan terakhir, dan berkata harga Bitcoin bisa terus meningkat serta musim dingin kripto akan segera berakhir. Sejak awal Februari dimana harganya berada di angka US$3.400, BTC naik sebanyak 11 persen sehingga menghentikan tren enam bulan terakhir.
Tetapi, analis Bloomberg Mike McGlone berkata industri kripto justru akan menuju harga yang lebih rendah. Kondisi bulan ini mirip dengan bulan November, sesaat sebelum pasar kripto anjlok. Harga-harga beragam koin berada di rentang yang ketat, dengan beberapa koin mengalami reli bear market meskipun hanya sementara, jelas McGlone.
Di sisi lain, dalam wawancara dengan CNBC, Tom Lee, penyokong Bitcoin yang melakukan beragam prediksi bullish, berkata tahun 2019 adalah tahun yang kuat untuk Bitcoin. Lee menyoroti sejumlah institusi besar seperti JP Morgan, Facebook, Bakkt dan Fidelity yang semuanya mengincar sektor kripto menunjukkan industri ini akan semakin menggiurkan. [forbes.com/ed]