Adalah kebiasaan Pemerintah Tiongkok yang sentralistik untuk menertibkan segala rupa kegiatan warganya, khususnya yang menyangkut keuangan dan bisnis, serta teknologi. Lihat saja keberhasilan Huawei sebagai perintis teknologi 5G adalah karena adanya standarisasi dan pengawasan yang ketat.
Nah, karena blockchain telah ditetapkan sebagai alat mencapai ekonomi yang lebih baik, maka Pemerintah Tiongkok akan menetapkan standar nasional bagi teknologi blockchain yang akan digunakan oleh negaranya.
Dapat dipastikan setiap perusahaan di negeri itu tidak boleh asal pilih teknologi blockchain yang hendak digunakan. Ibarat sebagai sebuah standar industri, pemerintah mungkin akan mengawasi dan ikut andil memilih blockchain yang tepat sehingga tidak merugikan negara.
DUA, Mendapatkan keuntungan dalam perang dagang dengan AS
Perang dagang antara Tiongkok dan AS masihlah menghangat. Tingkok melihat blockchain sebagai salah satu alat untuk meningkatkan daya tawar dalam perang dagang itu.
Di atas itu semua, karena blockchain menjanjikan efisiensi dan jangkauan sistem keuangan secara global, maka dapat pula diterapkan pada misi terbesar Tiongkok, yaitu One Belt One Road (OBOR) yang dikebut bersama ratusan negara lain, termasuk Indonesia.
BERITA TERKAIT Hershey Chocolate Bergabung di Konsorsium Blockchain Periklanan
OBOR sejatinya untuk menancapkan pengaruh Tiongkok di dunia dan siap berhadapan dengan raksasa ekonomi, Amerika Serikat.
TIGA, Memperkuat pengaruh mata uang yuan/renminbi secara global
Pengaruh mata uang Tiongkok, yuan/renminbi versi digital yang dibuat dengan teknologi blockchain oleh Bank Sentral Tiongkok, sudah dapat dipastikan dapat terdistribusi lebih luas dan berskala global. Biayanya pun lebih murah daripada mendistribusikan uang versi fisik ataupun menggunakan sistem transfer elektronik yang ada saat ini. Transaski yuan digital pun kelak lebih mudah dilacak, termasuk mempermudah memberikan pinjaman yuan kepada negara-negara anggota OBOR, kelak sebagai pilihan cadangan devisa. [Red]