Connect with us

Crypto

Mati Greenspan: Harga Bitcoin Tidak Berkorelasi dengan COVID-19

Published

on

Karakteristik menarik yang dimiliki Bitcoin adalah korelasinya yang rendah dengan pasar tradisional, sehingga banyak yang beranggapan jika Bitcoin bisa menjadi aset lindung nilai yang aman ketika muncul ketidakpastian global. Sejauh ini Bitcoin memiliki korelasi kuat dengan emas dengan korelasi harian 0,11 menurut press time pada grafik Coinmetrics.

Bitcoin juga berhasil mebuktikan sebagai aset yang aman saat ada konflik antara Iran dan Amerika Serikat di awal tahun lalu. Hal ini membuat banyak orang beranggapan jika aset kripto itu akan memiliki korelasi dengan peristiwa besar lainnya, misalnya saja virus corona.

Namun menurut Mati Greenspan, pendiri Quantum Economics, Bitcoin sejauh ini belum terlalu terpengaruh dengan virus corona yang sekarang memiliki nama resmi COVID-19.

“Meskipun tampaknya tidak ada alasan yang logis bahwa kekhawatiran akan adanya virus dapat menyebabkan orang membeli Bitcoin, yang jelas BTC tidak berkorelasi dengan virus, narasi kadang-kadang bisa sangat kuat, ” katanya dilansir ambycrypto.

Baca juga: Virus Corona Pengaruhi Harga Bitcoin dan Saham

Ketakutan Investor Membuat Harga Bitcoin Bisa Naik

Greenspan justru berspekulasi jika ketakutan di investor yang akan mendorong pergerakan harga Bitcoin.

“Jika cukup banyak orang percaya bahwa ketakutan bisa mendorong kenaikan harga, maka itulah yang akhirnya bisa terjadi, saya kira kita harus menunggu dan melihat, ” ujarnya.

Reli harga terbaru dan pemulihan signifikan yang dicatat oleh Bitcoin dan altcoin yang terjadi baru-baru ini pun telah meningkatkan minat pasar. Tetapi itu bukan dampak dari COVID-19 tapi lebih ke efek dari halving yang diprediksi akan terjadi Mei nanti.

“Bitcoin mulai naik selama aksi jual pasar dipicu oleh virus corona, katalisator jangka pendek pendorong yang mendasarinya adalah peristiwa halving bitcoin di bulan Mei,” jelas Gavin Smith CEO Panxora.

Aktivitas Penambangan Tidak Terdampak COVID-19

Sebelumnya pernah dilaporkan jika ada salah satu pertambangan crypto yang ditutup pada 4 Februari. Namun itu bukanlah hal yang berpengaruh signifikan terhadap Bitcoin.

Faktanya menurut laporan penelitian yang diterbitkan oleh CoinShares, hampir 65% dari hash power  berada di Tiongkok. Kemudian metrik on-chain Bitcoin seperti tingkat hashnya telah menunjukkan tanda-tanda yang sehat. Sehingga mencapai ATH baru-baru ini dan terus mempertahankan tren positif.

Jika memang virus corona sangat berpengaruh kepada pertambangan Bitcoin tentu akan sangat terlihat, tetapi sejauh ini semuanya masih baik-baik saja.

Dibandingkan dengan anggapan epidemi sebagai salah satu faktor kenaikan Bitcoin. Narasi yang lebih cocok untuk kenaikan harga BTC adalah peristiwa halving yang secara historis telah menciptakan sentimen positif terhadap harga BTC.

Sumber