Connect with us

Blockchain

Pemerintah Rusia Hendak Blokir Blockchain TON Milik Telegram

Published

on

Pemerintah Rusia hendak memblokir teknologi blockchain TON milik telegram. Hal itu tertuang dalam sebuah dokumen pengadaan proyek teknologi oleh General Radio Frequency Center.

Menurut dokumen itu Pemerintah Rusia sedang mencari sejumlah penelitian dan teknologi yang dapat digunakan untuk memblokir konten, termasuk konten yang dianggap ekstremis, di luar protokol Internet biasa.

Sejumlah teknologi yang masuk daftar blokir itu adalah mesh network, Internet of Things (IoT) dan beberapa protokol yang memungkinkan penelusuran secara anonim, I2P, The Onion Router (TOR), Freenet, Zeronet, anoNet dan blockchain TON milik Telegram.

Blockchain TON sendiri belum masih tahapan main net dan saat ini masih bersilang sengketa dengan pihak SEC di Amerika Serikat, terkait penjualan aset kripto GRAM di AS.

Semua teknologi itu dianggap berperan memperluas jaringan darknet, menurut lembaga itu. Namun, Bitcoin (BTC) atau ataupun beberapa aset kripto lainnya, tidak disebutkan “bermasalah”.

BERITA TERKAIT  Investor Blockchain TON dan Kripto GRAM Rela Dana Tak Kembali

Menurut Mitja Goroshevsky CTO TON Labs, startup membantu mengembangkan TON, memblokir TON bahkan akan menjadi tugas yang sangat sulit.

“Kalau pun ada pihak-pihak yang memblokirnya, maka peluangnya hanya 5 persen. Selain itu, “peretas” harus bisa menguasai kurang dari 30 persen semua validator. Dan kemungkinan besar validator akan berada di luar Rusia,” katanya.

Secara prinsip, blockchain TON mengggunakan algoritma konsensus dPoS (Delegated Proof of Stake), di aman sejumlah node (simpul) khusus berperan memvalidasi semua transaksi yang berjalan. Kurang lebih serupa dengan sistem EOS ataupun Tron.