Kajian sepanjang 10 halaman itu juga menyebutkan, bahwa bull-run itu terkait dengan perubahan laju produksi Bitcoin alias pengurangan imbalan kepada penambang (Halving) dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC per block yang akan terjadi pada medio Mei 2020.
Bloomberg juga menyebutkan emas dan Bitcoin berkarakter sebagai aset lindung nilai, sebagai akibat dari gejolak pasar modal, dampak pandemi COVID-19.
BERITA TERKAIT Tether (USDT) Lejitkan Bitcoin Tahun 2017, Siapa Peduli?
“Bitcoin dan emas juga sebagai ‘penerima manfaat utama’ dari stimulus moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang disertai dengan anjloknya pasar saham,” jelas Bloomberg.
Pasar Berjangka Jinakkan Bitcoin
Bloomberg juga memastikan bahwa pasar derivatif Bitcoin (seperti futures, options, margin dan lain sebagainya-Red) turut “menjinakkan” volatilitas harga Bitcoin di pasar spot.
Namun, itu bukan berdampak negatif terhadap Bitcoin dalam konteks manipulasi. Tetapi, karena volatilitas dapat ditekan, maka bisa mendorong lebih banyak orang lagi untuk melakukan pembelian Bitcoin.
Volatilitas Bitcoin diperkirakan akan terus menurun, sama seperti sepanjang Oktober 2015 yang menandai awal dari pasar bullish. Tentu saja itu terjadi jika memang sejarah selalu berulang. [Cointelegraph/red]