Connect with us

Blockchain

Korea Selatan: Industri Blockchain Sebagai Peluang Emas

Published

on

Korea-Selatan-Industri-Blockchain-Sebagai-Peluang-Emas

Industri terkait blockchain disebut sebagai peluang emas oleh Kun Yun-cheol, Wakil Menteri Kedua, Kementerian Strategi & Keuangan Republik Korea. Hal ini diungkapkannya pada sebuah acara konferensi blockchain di Korea Selatan pada 17 April 2020.

Di mana, acara tersebut dihadiri oleh organisasi dan para ahli. Ia juga turut mendorong sektor swasta di sana untuk mendukung industri Blockchain di Korea Selatan. Selain itu, dari sisi pemerintah Korea juga merencanakan sejumlah proyek terkait blockchain dalam anggaran negara untuk tahun depan.

Pada konferensi yang dihelat pada 17 April 2020 di Korea Selatan, ia mengatakan:

“Ukuran atau besaran industri yang terkait blockchain diprediksi akan bertumbuh lebih dari 80% rata-rata per tahunnya, dan sangat kompetitif mendukung keterlibatan negara asing pada sektor blockchain di Korea Selatan, sebagai teknologi yang menjanjikan di masa depan.”

Baca Juga: BREAKING NEWS: Bitcoin Legal di Korea Selatan!

Oleh sebab itu, ia juga melihat harus adanya peran yang lebih aktif lagi dari pemerintah Korea Selatan terkait industri yang terkait blockchain, hal ini berguna untuk menciptakan ekosistem yang baik di awal. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan proyek uji coba blockchain yang menyasar kepada publik, di mana proyek uji coba blockchain yang dikembangkan tersebut berdasarkan permintaan dari pasar, dan berlanjut hingga proyek blockchain tersebut jadi. Selain itu, sistem yang ada saat ini juga perlu ditata ulang.

Sebab, bila tidak ada revisi sistem dan lain sebagainya, berimbas terhadap perkembangan teknologi blockchain di Korea Selatan. Soalnya, saat ini adopsi blockchain di Korea Selatan sedang meningkat dan tidak terlalu tertinggal jauh dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Sehingga momentum saat ini diyakini oleh Kun Yun-cheol, menjadi peluang emas untuk mengejar ketertinggalan penggunaan teknologi blockchain dengan negara-negara tersebut.

Di saat konferensi blockchain tersebut, Kun Yun-cheol juga, meminta pendapat dari berbagai pihak tentang bagaimana cara pemerintah agar bisa membantu perkembangan teknologi blockchain di Korea Selatan.

Walaupun banyak kalangan di dunia bisnis dan keuangan, yang selalu mengkritik cryptocurrency, namun tidak halnya dengan teknologi blockchain yang semakin mendapat tempat di hati para pelaku pengusaha di seluruh dunia. Kini, tercatat di tengah-tengah pandemi Covid-19, adanya lonjakan penggunaan teknologi blockchain seperti untuk melacak rantai pasokan makanan, dan kebutuhan farmasi.

Dan, paling terbaru blockchain digunakan sebagai aplikasi web open-source untuk CoronaTracker, sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh tim pengembang dan juga dokter. Aplikasi CoronaTracker baru saja diluncurkan pada 17 April 2020.

Aplikasi ini berguna bagi mereka yang terinfeksi Covid-19, untuk melacak gejala melalui survei kesehatan yang terdapat di dalam aplikasi tersebut. Yang mana, para pengguna bisa berbagi data dengan  tim medis (dokter).  Untuk keamanan data aplikasi ini dinilai sangat aman, sebab, data yang disimpan oleh dokter dan pasien tidak dapat diubah dan diretas. Karena sistem keamanan pada aplikasi CoronaTracker sudah didukung oleh sistem silo.

Sumber