Blockchain
Senat Australia: Blockchain Akan Bernilai US$3 Triliun Tahun 2030
Penerapan teknologi blockchain semakin nyata. Buktinya, senat Australia memprediksi teknologi itu akan bernilai US$3 triliun pada tahun 2030.
Negeri Kangguru itu memang terkenal ambisius bergerak memanfaatkan blockchain untuk pertumbuhan ekonominya.
Sebelum pengumuman oleh senat itu, Australia sudah menerbitkan roadmap khusus blockchain yang fokus pada perubahan infrastruktur perbankan, ekspor dan pendidikan.
Selain itu, Bursa Efek Australia sedang membangun sistem penyelesaian (settlement) dan kliring berbasis blockchain. Mereka bermitra dengan iSignthis.
Dua perkembangan itulah yang mendorong Fraksi Teknologi Keuangan di Senat Australia membuat kajian soal potensi penerapan blockchain di masa depan
Menurut senat blockchain bisa mendukung kemajuan dalam teknologi keuangan dan teknologi peraturan. Hal itu menyoroti apa yang bisa menjadi peluang yang terlewatkan sejauh ini, yakni akses terhadap modal, yang sangat efektif dikumpulkan melalui penawaran koin awal (ICO).
Senat juga mencatat angka yang sama yang dinyatakan dalam pengumuman roadmap Blockchain Nasional pada Februari 2020 lalu. bahwa teknologi blockchain akan menghasilkan US$175 miliar dalam nilai bisnis global pada tahun 2025 dan total lebih dari US$3 triliun pada tahun 2030.
Michael Bacina dari Piper Alderman di hadapan senat mengatakan sebagian besar proyek teknologi keuangan dan teknologi peraturan akan dibangun terutama pada teknologi blockchain atau banyak digunakan dalam 10 tahun ke depan.
Senat juga mencatat bahwa teknologi blockchain bisa menguntungkan banyak industri Australia. Sementara industri keuangan dan asuransi menduduki puncak daftar, yang lain termasuk “layanan profesional, ilmiah dan teknis dan perdagangan eceran, tetapi bidang lain termasuk perawatan kesehatan dan bantuan sosial, pertanian, serta layanan real estat.
Memperbaiki kondisi ICO
Di bagian lain laporan tersebut, senat berfokus pada peningkatan ICO dan modal yang mereka kumpulkan dan mengapa Australia tidak menuai lebih banyak keuntungan darinya.
Dr Jemma Green, Pendiri dan CEO Power Ledger Australia menyarankan kepada senat bahwa kondisi peraturan saat ini di negara tersebut tidak kondusif untuk menarik para perusahaan yang menggelar ICO.
“Banyak negara, misalnya Swiss, konsep ICO diadopsi untuk untuk mendapatkan pajak atas modal, termasuk pemasukan pajak. Sedangkan di Australia, ICO malah dikenakan pajak atas pendapatan,” kata Green.