Blockchain
Apa Itu Ethereum? Berikut Panduan Lengkapnya!
Saat membahas aset kripto, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa mata uang kripto hanya Bitcoin. Padahal, masih banyak mata uang lainnya yang populer, salah satunya adalah Ethereum yang sering disebut sebagai pesaing Bitcoin. Namun, masih banyak yang salah paham mengenai apa itu Ethereum dan bagaimana cara kerjanya.
Simak artikel ini untuk penjelasan lebih lengkapnya!
Apa Itu Ethereum?
Ethereum merupakan jaringan blockchain yang bersifat open-source. Hal ini memungkinkan siapapun untuk menggunakan konsep jaringan ini untuk membangun apapun, seperti aplikasi terdesentralisasi maupun token. Tujuan Ethereum adalah untuk memutus akses layanan pihak ketiga maupun peretas terhadap data-data pengguna.
Dalam jaringan Ethereum, terdapat mata uang kripto asli yang biasa dikenal dengan Ether (ETH). Walaupun Ethereum dan Ether sudah menjadi sinonim dalam dunia aset kripto, tetapi sebenarnya definisinya berbeda. Ethereum adalah jaringan blockchain dan Ether adalah koin asli yang bergerak menggunakan jaringannya.
Hingga saat ini, Ether termasuk sebagai salah satu koin terbesar di industri mata uang kripto berdasarkan kapitalisasi pasar. Selayaknya Bitcoin, Ether dijalankan menggunakan blockchain, sehingga data terenkripsi dapat ditransfer secara aman, tidak mungkin digandakan atau dipalsukan.
Perkembangan Ethereum dan Harga Ether dari Masa ke Masa
Melihat sejarahnya, Ethereum dipelopori oleh Vitalik Buterin, seorang programer muda keturunan Kanada-Rusia yang sangat tertarik dengan jaringan blockchain Bitcoin. Pada tahun 2013, ia mempublikasikan white paper mengenai sebuah platform desentralisasi yang dinamakan Ethereum.
Dalam perkembangannya, Ethereum dibantu oleh dana dari organisasi The Fellowship. Selain itu, Ethereum juga dibantu dengan dana yang dihasilkan dari crowdfunding yang dijalankan bersama developer lain seperti Dr. Gavin Wood dan Joseph Lubin. Akhirnya, jaringan blockchain Ethereum lahir pada tahun 2015 dan kerap mengalami perkembangan.
Saat ini, terdapat pembaruan Ethereum yaitu Ethereum 2.0 atau Eth2. Pembaruan ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan Ethereum agar dapat memproses lebih banyak transaksi dan juga meminimalisasi kemacetan. Peluncuran pembaruan ini dibagi ke dalam tiga fase, yaitu fase 0, 1, dan 2. Fase 0 dilakukan pada tahun 2020 dan dua fase lainnya di tahun-tahun berikutnya.
Perbedaan yang dapat dirasakan adalah mekanisme penambangan yang digunakan adalah mekanisme bukti kepemilikan (Proof of Stake), bukan lagi mekanisme konsensus (Proof of Work). Selain itu, Ethereum 2.0 menjanjikan hingga 100.000 transaksi per detik dengan menggunakan rantai pecahan. Keamanan pada Ethereum 2.0 juga lebih terjamin, dikarenakan sistem akan lebih terdesentralisasi.
Sementara itu, untuk tren harga dari Ether (ETH) sendiri juga mengalami perkembangan dari masa ke masa, fluktuatif layaknya mata uang kripto lain. Dilansir dari CoinGecko, harga Ether di awal perdagangannya adalah senilai 2,83 USD per keping. Tiga bulan kemudian, harganya sempat mencapai titik terendah sebesar 0,43 USD.
Dikutip dari BlockArabia, sepanjang tahun 2019 harga Ether cenderung mengalami penurunan yang mendalam, tetapi berhasil pulih ketika masuk di tahun 2020, karena aset kripto sangat booming di tengah krisis akibat pandemi. Sepanjang tahun 2020, harga Ether meningkat drastis sebesar 411 persen, dari 144 USD ke 737 USD.
Pada tahun 2021, harga Ether mengalami lonjakan besar-besaran, mencapai sekitar 1.800 USD dan masih terus meningkat. Ether mencatat harga tertinggi sepanjang masa atau all time high pada 12 Mei 2021, dengan mencetak harga senilai 4.297 USD. Meskipun setelahnya mengalami penurunan, harga Ether pada akhir Juli 2021 masih 195 kali lebih tinggi sejak Juni 2016.
Cara Kerja Ethereum dan Bedanya dengan Bitcoin
Seperti jaringan blockchain Bitcoin, Ethereum juga memiliki cara kerja yang sama. Walaupun begitu, sistem pada Ethereum terus diperbaharui dengan menciptakan inovasi, agar Ethereum sebagai jaringan dapat menjadi lebih baik. Ethereum beroperasi sebagai jaringan terdesentralisasi. Terdapat dua perbedaan dalam sistem jaringan blockchain Bitcoin dan Ethereum.
Pertama, Ethereum menggunakan konsep smart contract. Nodes atau simpul jaringan Ethereum tidak hanya menyimpan transaksi terkait ETH saja, tetapi juga menyimpan status terbaru dari smart contract sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini membuat Ethereum menjadi jaringan yang paling sulit untuk dimanipulasi. Selain itu, Ethereum memperbolehkan para developer untuk membuat smart contract sendiri.
Kedua, Ethereum mendukung teknologi dApps (decentralized applications). Teknologi ini memungkinkan suatu aplikasi memiliki server yang terpecah-pecah. Sehingga, apabila terdapat peretasan pada salah satu server, data dan informasi tidak tersebar ke mana-mana. Ethereum memungkinkan developer untuk membangun dApps yang hosting atau berdiri di atasnya. Para pengguna dApps dapat membayar biaya gas dengan Ether (ETH).
Ether (ETH) sendiri dapat diperoleh melalui pembelian maupun penambangan. Untuk membeli Ether, Anda dapat langsung membelinya lewat exchange uang kripto pilihan, salah satunya adalah Tokocrypto. Di Tokocrypto, Anda hanya perlu membuat akun dan mentransfer sejumlah dana ke wallet kripto. Dengan minimum deposit Rp50.000 saja, Anda sudah dapat langsung membeli Ethereum.
Setelah memahami apa itu Ethereum beserta panduan lengkapnya, tertarik berinvestasi Ether (ETH)? Akan tetapi, sebelum berinvestasi, pastikan Anda sudah memahami strategi dan manajemen risikonya. Selain itu, pastikan juga Anda memilih Tokocrypto sebagai digital exchanger, karena sudah terdaftar dan diakui secara resmi oleh BAPPEBTI. Yuk, daftarkan diri Anda di Tokocrypto sekarang!