Connect with us

Blockchain

Ingin Terapkan Blockchain di Bisnis Anda? Baca Ini Dulu

Published

on

Blockchain adalah teknologi yang sedang gencar dikembangkan dan diterapkan. Teknologi ini berpotensi membawa beragam manfaat bagi bisnis, termasuk mengurangi biaya, meningkatkan keuntungan dan mengurangi peran perantara alias pihak ketiga. Pada akhirnya, daya saing perusahaan di mata konsumen dan pesaing menjadi lebih tinggi, karena harga produk dan jasa menjadi lebih murah.

Namun, kecepatan transaksi masih kalah jauh dengan sistem yang sentralistik, khususnya yang menggunakan blockchain publik. Kecepatan transaksi masih terbilang kecil, karena verifikasi atau validasi dilakukan secara desentralistik. Kelak soal kecepatan akan lebih baik di masa depan, sejalan dengan perkembangan berskala masif.

Mengingat hal tersebut, perusahaan yang ingin menerapkan teknologi blockchain sebaiknya berpikir dua kali. Tidak semua jenis usaha atau bagia dari proses bisnis usaha tersebut membutuhkan blockchain. Hal tersebut diutarakan Merlina Li, CEO Senarai beberapa waktu melalui Telegram.

Menurut Merlina, kebutuhan perusahaan akan blockchain dapat dilihat berdasarkan efisiensi proses bisnisnya. Jika proses bisnis sudah efisien, maka tidak diperlukan blockchain. Jika pun belum efisien, maka perlu dilihat bagian mana yang butuh penerapan blockchain, sebab tidak semua bagian dari sebuah usaha memerlukan teknologi ini.

“Hal lainnya, tidak semua perusahaan harus menerapkan blockchain, meskipun saat ini teknologi tersebut sedang menjadi perbincangan panas dan tidak ada bisnis yang ingin tertinggal. Saya menyarankan perusahaan sebaiknya melihat kebutuhannya terlebih dahulu. Proses bisnis perusahaan sebaiknya dianalisa oleh pakar blockchain yang mumpuni dan memahami analisa model bisnis agar dapat memberikan kesimpulan yang tepat bagi kepentingan bisnis usaha itu. Hal ini agar perusahaan tersebut menemukan solusi yang tepat, baik itu blockchain atau bentuk teknologi yang lain,” jelas Merlina.

Kendati demikian, ada beberapa proses bisnis yang sesuai dengan blockchain. Salah satunya adalah logistik lintas negara, sebuah proses bisnis yang tergolong rumit, sebab melibatkan banyak pihak dan catatan yang bejibun. Itulah sebabnya Microsoft dan Maersk telah mengujicoba menerapkan teknologi blockchain privat di sektor ini.

Sedangkan Bank Sentral Tiongkok memadukan teknologi blockchain yang desentralistik dengan sistem sentralistik yang lazim digunakan saat ini. Bank Sentral itu menyimpulkan, bahwa teknologi blockchain benar-benar membuat sistem transfer uang jauh lebih murah dan cepat.

Merlina berpendapat blockchain cocok untuk usaha logistik, sebab usaha tersebut memerlukan kerjasama antar berbagai pihak. Kerjasama ini bisa dilakukan secara trustless, sehingga memperkecil kesalahan manusia dan peluang oknum bertindak sewenang-wenang.

BERITA TERKAIT  KYC dan AML di Binance akan Lebih Ketat

Tetapi sekali lagi Merlina menyoroti setiap keputusan tidak bisa dilakukan mentah-mentah, melainkan harus dianalisa oleh tenaga ahli yang cakap agar memberikan keputusan tepat.

Blockchain yang dipakai dapat berupa blockchain publik, yang terbuka bagi siapa saja untuk ikut berpartisipasi atau blockchain privat, di mana anggota-anggotanya harus mendapat persetujuan.

“Disini, perusahaan harus menentukan informasi apa saja yang bisa terbuka untuk umum dan apa yang tetap menjadi privasi perusahaan. Sebab itu, blockchain yang dipakai bisa berbentuk publik untuk informasi yang terbuka atau privat untuk informasi yang rahasia,” pungkasnya. [ed]