Connect with us

Crypto

Raoul Pal: Bitcoin sebagai Lindung Nilai Uang Ketika Resesi Ekonomi

Published

on

Raoul Pal, Pendiri dan CEO Real Vision Group mengatakan Bitcoin dapat dijadikan sebagai alat lindung nilai uang (hedge) ketika resesi ekonomi terjadi.

Blockchain kini menjadi bagian dari revolusi dunia, khususnya di sektor keuangan. Mulai dari JP Morgan, Visa, MasterCard dan sejumlah perusahaan besar lainnya memanfaatkan keunggulan blockchain.

“Semua revolusi masif ini dipicu oleh entitas tunggal, yakni blockchain Bitcoin yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto. Kendati saat ini tidak semua orang mengerti keandalannya, tetapi secara perlahan dan pasti, perkembangannya benar-benar sebuah terobosan bagi dunia,” kata Raoul dalam wawancara di kanal Youtube Whatbitcoindid beberapa waktu lalu.

Raoul tak menampik soal anggapan bahwa Bitcoin yang lazim disebut  “cryptocurrency” bukanlah uang, karena harganya sangat volatil. Katanya, saat ini Bitcoin memang bukanlah uang seperti yang biasa kita gunakan. Tetapi, di masa depan Bitcoin bisa saja sebagai uang.

“Masalahnya utamanya adalah, masih banyak orang yang tidak memahami cara kerja uang dan cara kerja sistem keuangan, termasuk segala kerumitan soal bank sentral. Bagi pihak yang lain yang sudah memahami ini, disarankan mendidik mereka yang sama sekali belum memahaminya,” kata Raoul.

Ia mencontohkan ketika misalnya seseorang sudah berinvestasi di sektor saham selama 30 tahun misalnya dan bersandar ke imbal hasilnya untuk pensiun nanti. Lalu, jikalau Anda punya aset berupa rumah, harganya sendiri belum naik terlalu signifikan.

“Apa yang harus Anda lakukan ketikan pensiun nanti dengan kondisi seperti itu? Jikalau misalnya mereka menambah portofolio investasinya ke Bitcoin sebesar 5-10 persen, maka imbal hasilnya bisa ratusan kali lipat. Dengan uang inilah baru cukup untuk hidup Anda ketika pensiun nanti. Tapi, ini harus dalam konteks jangka panjang. Dalam situasi lain, misalnya harga saham jatuh dan situasi British Exit semakin menegang, Bitcoin adalah pilihan,” jelasnya.

Terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, Raoul menyebutnya sebagai kelaziman, sebab ada siklus tertentu di mana ekonomi harus menurun drastis sebelum menaik kembali. Tapi, ada ketidaknormalan ketika bank sentral akan terus menerus memangkas suku bunga acuan dan menuju tingkat di bawah nol alias negatif.

“Bahwa cara ini berguna merangsang perusahaan dan invidu untuk meminjam uang, tetapi dalam situasi yang parah, malah terjadi kredit macet. Di sinilah terjadi resesi itu. Secara umum, lihat saja sistem perbankan di Eropa yang sejak tahun 2008 tidak kunjung sembuh,” katanya.

Jelas Raoul, kerumitan dalam sistem keuangan modern tidak terjadi pada Bitcoin. Di Bitcoin tidak ada negara, tidak pemerintahan yang mengatur.

“Bitcoin adalah dunia paralel yang dibentuk oleh komunitas dan orang lain dapat dengan mudah masuk dan keluar. Tapi, saya tak yakin blockchain Bitcoin akan menggantikan sistem yang telah ada saat ini sepenuhnya, tetapi sistem saat ini sudah pasti akan menggunakan sistem kriptografi blockchain di masa depan. Saat ini, di tengah ketidakpastian ekonomi, Bitcoin adalah pilihan untuk keluar dari sistem keuangan biasa dan menjadikannya sangat bernilai,” katanya.

Bitcoin yang hadir pada tahun 2009 kini ini sudah bernilai sangat tinggi. Nilai Bitcoin yang mulai dari nol menjadi US$1 adalah sebuah keluarbiasaan dalam konteks ia bukan bagian dari sistem keuangan yang dikendalikan oleh negara. Jika terhitung dari harga US$1 dan hari ini di kisaran US$10.209, maka kenaikannya mencapai 1.020.800 persen! Sedangkan jikalau mengacu pada harga tertinggi sepanjan masa, yakni 20.000 (Desember 2017), maka kenaikan Bitcoin mencapai 1.999.900 persen! [vins]