Mirip seperti dua pola sebelumnya, pola Evening Star diawali dengan candle Bulls berbodi panjang yang mantap (sumbu pendek diatas dan bawahnya) yang berlanjut dengan candle kecil dan dilanjut dengan candle Bears panjang, yang ukurannya minimal hampir sama atau lebih dari candle Bulls diawalnya.
Candle kecil bisa terbentuk dengan GAP dari harga penutupan candle Bulls, tetapi bisa juga tidak (tanpa GAP), sehingga candle kecil ini bisa berupa candle Doji, Hammer, ataupun Pinbar.
Ini mencerminkan kekuatan awal dominasi dari Seller yang telah dibentuk sehingga bisa menjadi awal dari perubahan trend dalam jangka waktu yang menyesuaikan time framenya berada, termasuk berada tidaknya pola ini pada Resistance utama.
Shooting Star
Shooting Star adalah bentuk yang cukup spesifik, dimana candle awalnya adalah candle Bulls berbodi panjang, yang berlanjut dengan candle bersumbu atas panjang dan bodinya kecil (bisa seperti hammer terbalik).Ini merupakan sinyal kekuatan dari aksi Seller saat harga mencoba bergerak lebih tinggi, dimana ini pun bisa berlanjut sebagai Evening Star yang akan memperkuat validasi dari sinyal trend selanjutnya.
Hanging Man
Tidak seperti pola lainnya diatas, Hanging Man adalah sinyal Bearish tunggal yang dibentuk oleh satu jenis candle saja seperti bentuk pada gambar (berbentuk palu, sumbu bawah panjang, dan body candle kecil).Ini menunjukan sebuah upaya bertahan dari para Seller di puncak suatu tekanan Bullish, sehingga memberikan sinyal bagi masuknya kembali aksi jual yang akan membentuk trend penurunan, yang kembali bergantung dari kondisi ada tidaknya Resistance ataupun volatilitas untuk mendukung kekuatannya.
Nah itu dia 5 pola candlestick Bearish yang harus diketahui oleh para trader kripto khususnya Anda, dengan mengetahui dan mempelajari hal ini tentunya akan meningkatkan kemampuan analisa candlestick Anda di dunia kripto yang sangat dinamis ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi blockchain semakin maju setiap tahunnya. Berbagai sistem dan token baru mulai diciptakan dan dikenalkan setiap tahunnya, seperti token berbasis CeFi (Centralized Finance) dan DeFi (Decentralized Finance), bahkan gabungan dari keduanya (CeDeFi).
CeFi merupakan layanan terstruktur sehingga semua pesanan dikendalikan oleh satu bursa pusat tanpa pihak lain yang bersaing, yang bertujuan untuk melakukan perdagangan yang adil, dan meningkatkan proses pembelian dan penjualan.
Berbeda dengan CeFi, DeFi yang dibuat dengan protokol smart contract merupakan sebuah sistem yang transparan, terbuka, tanpa izin serta fleksibel dan tidak diperlukannya pengawasan terpusat dan perantara.
Pertumbuhan DeFi yang semakin tinggi ini membuat banyak token yang diciptakan di atas blockchain berbasis DeFi. Saat ini yang paling terkenal sebagai blockchain tempat pembuatan token DeFi adalah Ethereum.
Beberapa contoh dari project DeFi yang terkenal seperti Compound, Curve, YFI dibangun di atas blockchain Ethereum. Sedangkan untuk DeFi lokal dari Indonesia, hal ini masih sangat terbatas.
Untuk mendukung pertumbuhan DeFi di Indonesia, Tokocrypto meluncurkan Toko Token (TKO) yang dibangun di atas Binance Smart Chain dan berfungsi sebagai token hybrid (CeDeFi) pertama di Indonesia dengan utilitas mulai dari exchange platform token, CeFi, dan DeFi.
Toko Token ini nantinya akan berperan sebagai token platform penukaran yang mencakup berbagai benefit di dalamnya, yang akan memudahkan pengguna dalam mengelola aset crypto yang dimiliki. Tentunya hal ini sangat menarik mengingat hal seperti ini baru pertama kali ada di Indonesia. Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang Token TKO bisa cek di sini.