Bitcoin News

Pandemi Covid-19 Memicu Grafik “Parabola” Bitcoin

Published

on

Menurut penulis Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, Bitcoin (BTC) akan mengadapi grafik parabola-nya setelah gejolak akibat pandemi Covid-19 ini berakhir.Dalam cuitan di Twitter pribadinya, penulis ini menyampaikan pendapatnya mengenai dampak “hebat” pandemi Covid-19 ini terhadap Bitcoin.

Kiyosaki: BTC “Investasi Terbaik”

BTC yang merupakan pemimpin pasar cryptocurrency kembali stabil setelah jatuh ke $3.700 pada pertengahan Maret lalu ini, sekarang dinobatkan sebagai salah satu “investasi terbaik” yang tersedia.

Kiyosaki berkomentar “Pemerintah AS mencetak sekitar $10 triliun dollar AS PALSU untuk menyelamatkan AS dari keterpurukan. FED mencetak uang tersebut untuk menyelamatkan Bank-Bank BAYANGAN”. Lalu ia juga menambahkan:

“Dollar berada pada pasar bull untuk saat ini. Namun, ketika dollar masuk ke dalam pasar bear, Emas, Silver, dan Bitcoin akan menghadapi grafik parabola-nya (kenaikan). Itu adalah investasi terbaik saat ini. JANGAN SAMPAI TERLEWATKAN.”

Tonggak yang paling populer memanfaatkan narasi yang semakin lazim di kalangan pendukung Bitcoin dan bahkan lebih luas lagi. Dalam kondisi jutaan orang mencari tunjangan karena menjadi pengangguran, pasar saham secara paradoks justru menunjukkan peningkatan.Teori ini ada di balik pusat narasi mengenai pemerintah dan bank sentral menggunakan pandemi Covid-19 untuk menciptakan keadaan “neo-feodalisme”, menurut tuan rumah RT Max Keizer.Bank-bank sentral membeli ekuitas, dengan dalih hukum yang sebenarnya sangat diragukan, untuk memperkaya kelompok minoritas dan membuat para pelaku pasar utama tetap kuat secara finansial sementara peserta lain kalah dalam pertarungan.

Hidup Uang Tunai!

Tindakan bank sentral tersebut akhirnya berhasil membuat dolar menguat dan menyebabkan kehancuran pada pasar saham global pada bulan Maret lalu.

Uang tunai, yang padahal disebut sebagai “sampah” oleh Ray Dalio pada bulan Januari sebelumnya, dipandang sebagai satu-satunya sebagai “juru selamat” oleh para investor. Kepanikan ini mengakibatkan tekanan likuiditas yang besar.

Posisi Takhta Masih Goyah

Terlepas dari slogan “Hidup Uang Tunai!” tersebut, beberapa pemimpin bisnis percaya bahwa waktu untuk uang tunai berjaya hanya sebentar. Hal ini disebabkan karena stimulus moneter yang secara agresif diterapkan dan diprakarsai oleh bank sentral.

Menurut Mark W. Yusko, Pendiri Morgan Creek, Bitcoin adalah “yang selanjutnya” menempati takhta tersebut. Ia juga memprediksi gelombang kejut ekonomi yang sebanding dengan depresi hebat.

Sementara itu, Kiyosaki berpendapat dolar hanya akan menghancurkan ekonomi dunia, dan krisis pandemi ini hanya akan memicu ledakannya.

Baca juga: Harga Emas Makin Tinggi, Bagaimana dengan Bitcoin?

Bitcoin Mengalahkan Kredensial Logam Mulia

Lebih lanjut, Kiyosaki berpendapat bahwa solusinya ada pada Bitcoin. Cara ini akan membuat opsi untuk keluar dari model fiat.

“Alasan saya mendukung Bitcoin hanya karena satu alasan, yaitu Anda bukan bagian dari sistem”.

Sementara itu, emas telah mengalami peningkatan bahkan mendekati nilai All-Time-High-nya sejak tahun 2011 silam. Bahkan perak yang kurang dilihat seperti aset dibandingkan emas dan Bitcoin, mengalami kenaikan yang kuat sejak Maret lalu.

Seperti yang dicatat oleh Saifedean Ammous, Penulis buku populer “The Bitcoin Standard”, bagaimanapun perak pada akhirnya akan menjadi mudah untuk diproduksi dibandingkan emas, dan hal tersebut membuatnya tidak dapat menjadi solusi yang benar-benar menarik.

Bitcoin adalah bentuk uang yang paling kuat. Hal ini disebabkan karena Bitcoin merupakan bentuk uang pertama yang tidak dapat dimanipulasi oleh manusia untuk diproduksi secara cepat. Tidak seperti emas, produksinya dibatasi hanya oleh waktu manusia. Emas juga memiliki kelangkaan absolut.

SumberSumber Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular

Exit mobile version