Blockchain

Bitcoin VS Properti, Mana Investasi yang Lebih Untung ?

Published

on

Zaman sekarang ini investasi bukan merupakan hal yang asing lagi, apalagi di tengah kondisi global yang tidak bisa diprediksi, kemudian mata uang yang selalu inflasi membuat investasi atau menabung sebuah aset menjadi hal yang patut diperhatikan demi hidup nyaman di masa depan.Salah satu investasi yang selalu memiliki peminat dari waktu ke waktu adalah properti, investasi ini biasanya dikaitkan dengan kepemilikan tanah, apartemen, rumah atau apapun yang berkaitan dengan bangunan. Hal ini wajar, karena pada realitanya harga properti dari tahun ke tahun bisa naik berkali-kali lipat, apalagi kalau kamu memilih lokasi yang strategis.Investasi properti masih jadi favorit bagi generasi baby boomer atau yang lahir tahun 60an, tapi dilansir dari Fintech Magazine, bagi kalangan milenial  (1991-1996)  dan GenZ yang lahir sesudah era itu justru memilih Bitcoin sebagai alat investasi.Apa itu Bitcoin? Jawabannya dapat kamu temukan di sini

Lalu apa keuntungan investasi Bitcoin dibandingkan dengan properti dan bagaimana perbandingan keuntungannya?

Jawaban Bitcoin vs Properti dapat kamu temukan di artikel berikut ini.

Keuntungan Investasi di Bitcoin

Cryptocurrency, yang paling populer di antaranya adalah Bitcoin. Ini adalah salah satu opsi investasi terbaru yang tersedia. Mata uang digital ini bertindak sebagai alat tukar global sebagai alternatif uang. Bitcoin didukung oleh teknologi blockchain.

Jumlah Terbatas

Salah satu manfaat besar dari investasi bitcoin adalah mata uang ini  terbatas hanya berjumlah 21 juta saja. Jadi ketika suplai ini habis, maka Bitcoin tidak akan diproduksi lagi. Harga Bitcoin akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kelangkaan Bitcoin.

Modal Kecil

Untuk memulai investasi ini pun tidak perlu modal besar seperti properti, karena kamu tidak perlu membeli 1 BTC untuk bisa investasi, bisa dimulai dari Rp50.000 atau Rp100.000 kamu sudah bisa memiliki sejumlah kecil BTC dan bisa terus ditambah seperti menabung. Dengan begitu investasi ini pun termasuk terjangkau oleh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa.

Terhindar dari Inflasi

Karena Bitcoin tidak diatur oleh suatu negara atau lembaga tertentu, Bitcoin terhindari dari inflasi. Pergerakan harganya berkaitan dengan hukum supply dan demand. Selain itu, Bitcoin tidak perlu perawatan bulanan seperti properti.

Namun, sama besarnya dengan semua fasilitas ini, ada beberapa kekurangan dari aset ini.  Bitcoin adalah aset tidak berwujud, ada sedikit ruang untuk kesalahan dalam pertukaran. Mata uangnya sepenuhnya digital, yang membuatnya terbuka untuk serangan cyber terutama jika kamu menyimpannya di exchange yang sepenuhnya terhubung di internet.

Tetapi jika kamu menyimpannya di cold wallet ini keamanan akan cukup terjaga.  Juga, meskipun hanya ada sedikit jumlah Bitcoin, ada banyak jenis cryptocurrency lain yang tersedia yang dapat meningkatkan pasar

Keuntungan Investasi di Properti

Properti juga merupakan investasi nyata, kamu bisa  menarik uang darinya dan mengembalikan nilainya. Dengan pembelian atau penjualan yang tepat, kamu bisa mendatangkan uang sambil memberi nilai pada aset yang dapat dijual. Keuntungan dari investasi ini antara lain:

Aset Berwujud

Properti adalah aset yang bisa kamu lihat dan rawat secara langsung, kamu juga akan mengetahui jika aset kamu mengalami kerusakan dan bisa meminta perbaikan dengan klaim asuransi

Investasi Serbaguna

Kamu bisa menyewakannya sehingga mendapatkan pendapatan tambahan setiap bulan dari biaya  yang diberikan orang lain.

Harga Naik

Properti sejauh ini selalu memiliki harga dengan tren positif setiap tahun harganya naik karena faktor inflasi dan kekuatan pasar. Bahakn diasumsikan properti bisa mengalami kenaikan 20% setiap tahunnya, sehingga harga properti akan makin mahal setiap tahun apalagi jika lokasi yang dipilih strategis.

Tapi, ada kekurangan untuk investasi properti yakni beban perawatan yang besar, investasi padat modal yang artinya makin besar modal yang dimiliki maka semakin besar pula keuntungan yang bisa didapat. Selanjutnya, investasi properti tidak begitu terjangkau karena kamu harus menyediakan tabungan yang cukup banyak untuk membeli sebuah properti.

Selain itu kamu masih akan dibebankan dengan pajak seperti PPH dan BPHTB. Besarnya pajak PPH adalah 5% yang dikenakan bagi penjual dan untuk BPHTB sebesar 5% dikenakan bagi pembeli, sehingga pengeluaran tiap bulan atau tahun bisa bertambah.

Perbandingan Keuntungan Investasi dalam 10 Tahun

Setelah mengetahui keuntungan hingga kekurangan dua aset ini, maka kini saatnya untuk membandingkan keuntungan yang bisa di dapatkan jika kita berinvestasi Bitcoin ys properti.

Di tahun 2019, dilansir dari Kompas.com harga properti satu unit rumah berada di kisaran harga Rp500 juta.  Kita akan membeli rumah tersebut dengan menggunakan kredit kepemilikan rumah (KPR), dilansir dari data Bank Indonesia di triwulan ke tiga 2019 jumlah pembelian rumah menggunakan KPR mencapai 76,02%.

Simulasi perhitungan cicilan rumah dalam 10 tahun

Di sini ada contoh perhitungan sistem KPR menggunakan Bank BTN. Kami akan mengambil properti dengan harga 500 Juta tanpa subsidi. Sehingga uang muka awal adalah Rp75.000.000. Dengan jenis suku bunga flat, dan suku bunga tahunan 8.99%

Setelah dihitung secara umum menggunakan simulasi yang diberikan oleh Bank BTN, kami harus mengeluarkan uang hingga Rp112.975.600 di pembayaran pertama. Ini termasuk biaya di muka, notaris, asuransi, dan lainnya. Kemudian cicilan selama 10 tahun akan dibayarkan dengan nominal Rp6.725.600 dalam 120 bulan dan rumah itu baru jadi milik pribadi sepenuhnya.

Jika disederhanakan, maka paling tidak kamu harus memiliki modal minimal  Rp113 juta, dengan gaji yang stabil di kisaran Rp12.000.0000-Rp15.000.000 agar cicilan dan kebutuhan lain tetap terpenuhi. Modal yang terbilang sangat besar, dengan pengembalian yang tidak terlalu cepat. Karena jika kamu ingin menjualnya kembali, paling tidak harus menunggu hingga 10 tahun lagi.

Sedangkan, mari kita ambil perbandingan harga Bitcoin tertinggi di 2019 yg berharga $7.335.29 setara dengan Rp108 jutaan. Jadi, dengan modal yang sama kamu bisa mendapatkan 1 BTC tanpa harus mencicilnya.  Kemudian, tinggal disimpan hingga menunggu harganya naik. Di 2020 ini harga BTC berada di kisaran $9.000 setara dengan Rp133.000.000.

Artinya, dalam satu tahun kamu sudah mendapatkan keuntungan Rp25 juta jika menjual BTC yang kamu beli tahun lalu dan dijual tahun 2020. Tetapi jika kamu membeli properti, maka kamu justru harus mengeluarkan uang untuk cicilan hingga 10 tahun ke depan.

Kesimpulannya, Bitcoin vs Properti dari segi modal akan lebih untung jika investasi di BTC daripada properti. Karena kamu sudah dapat membeli 1 BTC, sedangkan di properti kamu baru melakukan pembayaran awal, dan dalam satu tahun pun belum terlihat keuntungan berarti ditambah lagi akan ada biaya tambahan untuk merawat rumah, sedangkan BTC dalam satu tahun itu berhasil naik dan tanpa uang tambahan apapun.

Keuntungan dalam 10 tahun jika diasumsikan properti akan naik 20%/tahun dan kamu akan lunas mencicil KPR per Januari 2030.

Menurut laporan dari Crypto Research Team harga BTC di 2030 diprediksi akan menyentuh $397.277, jika di rupiahkan di kurs saat ini maka nilainya adalah 5.8 Milyar Rupiah. 

Dalam kata lain dari segi modal dan pengembalian keuntungan,  maka Bitcoin vs Properti lebih menguntungkan BTC dibandingkan properti, dan kamu masih tetap bisa beli properti dengan keuntungan yang kamu dapatkan dari Bitcoin.

Disclaimer

Artikel ini adalah artikel perbandingan antara investasi Bitcoin vs Properti yang dirangkum dari berbagai sumber untuk memberikan informasi dan perkiraan investasi mana yang lebih menguntungkan. Artikel ini bukan merupakan anjuran atau saran dalam berinvestasi, karena investasi apapun harus atas kesadaran dan kemampuan pribadi tanpa ada unsur paksaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular

Exit mobile version