Market Analysis

Tertarik Trading? Simak Jenis Indikator Trading Paling Akurat!

Published

on

Kini siapa, sih, yang tak tergiur oleh cuan yang didapatkan dari hasil trading bitcoin? Yaps, nilainya yang sungguh tinggi tak ayal membuat banyak trader ingin memilikinya. Namun, jangan salah! Dalam trading bitcoin, seorang trader tentunya membutuhkan indikator yang berguna untuk membantu mereka dalam memprediksi pergerakan harga. Lantas, ada apa saja, sih, indikator trading tersebut? Dan manakah yang paling akurat? Yuk, simak selengkapnya!

Indikator Teknikal beserta Fungsinya

Dalam mengamati pasar, seorang trader menggunakan sebuah formula matematis yang dikenal dengan indikator teknikal. Pada dasarnya indikator teknikal dalam trading aset kripto sama seperti yang digunakan pada saham dan forex. 

Mengapa Anda perlu menggunakan indikator teknikal? Karena indikator teknikal dapat membantu Anda untuk melakukan trading dengan arah yang jelas. Melalui penggunaan indikator teknikal, para trader dapat menganalisa maupun mengantisipasi perubahan harga di masa mendatang. Selain itu, indikator teknikal juga berfungsi untuk mengukur volatilitas dan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk entry ataupun exit

Indikator Trading Terbaik yang Umum Digunakan

Berikut adalah beberapa indikator trading terbaik yang bisa Anda gunakan:

  • Moving Average

MA merupakan indikator yang lazim digunakan oleh trader karena penggunaannya yang sederhana. Indikator ini digunakan untuk mengukur ke arah mana tren akan bergerak yang didasari dari perhitungan rata-rata token dalam periode tertentu (20, 50, an 200).

Nah garis MA berfungsi sebagai garis support dan resistance yang terbagi dalam: SMA (Simple Moving Average), WMA (Weighted Moving Average), dan EMA (Exponential Moving Average). Apabila keadaan market mengalami uptrend maka garis MA akan berada di bawah pergerakan harga, dan sebaliknya. 

Dilansir dari Inbizia.com, Joe Lee yang merupakan salah satu trader menyebutkan bahwa MA merupakan salah satu indikator terbaik untuk trading bitcoin karena mampu menunjukkan arah pergerakan harga dengan lebih mudah, sehingga Anda akan terhindar dari spekulasi. 

  • Bollinger Band

Bollinger Band adalah indikator yang dikembangkan oleh John Bollinger yang digunakan untuk mengukur volatilitas market. Nah, pada Bollinger Band terdapat 3 garis yang dapat Anda gunakan sebagai garis Support dan Resistance, yakni garis bawah, tengah, dan atas. 

Garis-garis tersebut bisa mengecil dan membesar karena volatilitas market yang tengah terjadi. Jika pergerakan harga dalam kondisi kurang kuat (sideways) maka garis akan merapat dan mengecil dan apabila pergerakan harga tengah kuat atau berfluktuasi maka garis akan bergerak membesar.

  • Ichimoku Cloud

Ichimoku Cloud merupakan indikator yang menampilkan area Support dan Resistance melalui awan-awannya. Indikator ini dikembangkan oleh jurnalis bernama Goichi Hosoda dan dimuat dalam bukunya yang terbit pada tahun 1969 silam. Periode yang biasa digunakan pada setting default adalah 9, 26, 52. 

Adapun teori umum pada Ichimoku Cloud adalah apabila tren harga masih bullish, maka awan Ichimoku akan berada di bawah candlestick dan ini berfungsi sebagai Support. Begitu pula sebaliknya, ketika harga masih bearish, maka awan tersebut akan berada di atas candlestick dan berfungsi sebagaI Resistance

  • Relative Strength Index (RSI)

RSI merupakan indikator dengan batasan rentang terendah (0) hingga rentang tertinggi (100). Adapun periode RSI adalah 14, namun dapat diubah menjadi 12, 10, atau 9 hari untuk mendapatkan sinyal yang lebih sensitif. 

Rentang di bawah 30 disebut dengan area oversold dan rentang di atas 70 disebut dengan overbought. Apabila garis RSI menembus ke bawah garis rentang 70 ini menandakan sinyal bearish, sedangkan apabila garis RSI menembus ke atas garis rentang 30 ini menandakan sinyal bullish

  • Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD diciptakan oleh Gerald Appeal pada tahun 1979. Umumnya, MACD digunakan untuk mengukur kekuatan tren yang sedang terjadi, mengukur momentum pasar, dan sebagai indikator apakah sedang terjadi divergensi bullish atau bearish

Indikator MACD memiliki dua garis, yakni garis sinyal dan garis MACD. Garis MACD sendiri merupakan selisih dari dua buah EMA (misal EMA 26 dan EMA 12). Cara membacanya adalah pada saat garis MACD memotong ke bawah garis sinyal maka ini merupakan sinyal jual, dan begitupun sebaliknya. 

Itulah beberapa indikator trading yang bisa Anda gunakan. Sebelum mendaftar dan trading bersama Tokocrypto, yuk tambah pengetahuan trading Anda dengan mengunjungi Tokonews ataupun ikuti media sosial Tokocrpto di Instagram dan juga Twitter untuk informasi terbaru lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular

Exit mobile version