Connect with us

Highlight 1

Technical analysis, Apa itu?

Published

on

Sebelum memulai trading kripto, ada baiknya kita mempelajari analisa teknikal (technical analysis), sebagai bahan pertimbangan sebelum kita memutuskan untuk menjual atau membeli kripto di harga tertentu. Baca berikut ini tentang pengertian lengkap dan manfaat analisis teknikal.

Apa sih tekhnikal analysis itu?

Technical Analysis (TA) merupakan sebuah metode yang mempelajari  pergerakan harga dengan melihat data historis harga yang terjadi di market  melalui media chart. Dengan mempelajari data historis ini dapat ditarik sebuah kesimpulan untuk pengambilan keputusan investasi di market.

Mengapa kita perlu technical analysis (TA)?

Ada beberapa alasan mengapa kita harus menggunakan TA, yang pertama, tidak serta merta analisa fundamental bisa diterapkan dalam trading. Saya tidak mengatakan Fundamental tidak penting, namun disini yang perlu digarisbawahi analisa fundamental akan jauh lebih berperan jika posisi kita sebagai Investor dimana jangka waktu investasinya bisa memakan waktu lebih dari satu tahun.

Yang kedua, dengan media chart akan terlihat bagaimana perjalanan dari sebuah harga saham dimana hal ini sangat membantu para trader untuk menganalisa untuk mengantisipasi perubahan harga di masa mendatang dan melihat pola pola yang terjadi dalam pergerakan harga sebuah saham, sehingga para trader tidak melakukan trading dlam ‘kegelapan’ atau tanpa arah yang jelas.

Untuk memahami bagaimana analisa teknikal itu bekerja maka kita perlu memahami 3 konsep dasar TA yang biasa dikenal dengan The Dow Theory.

Apa 3 konsep dasar TA?

Adapun konsep tersebut adalah :

1. Market Actions Discount Everything

Semua yang terlihat dalam chart pada dasarnya sudah menampilkan psikologis market secara keseluruhan, seperti perbedaan pendapat, harapan di masa mendatang, rasa takut, dan sentimen pelaku pasar kecuali keadaan force majeure seperti gempa bumi, perang, dsbnya.

2. Prices Move In Trend

Harga bergerak dalam bentuk trend. Bisa arah sideways, naik atau turun dan dengan adanya pola/trend ini maka trader bisa mengantisipasi adanya perubahan harga kedepannya. Dan baisanya para chartist minded tidak meyakini bahwa fluktuasi harga bergerak dalam kondisi random/acak. Contoh :

technical analysis | analisa saham | teknikal analisis

3. History Repeat Itself

Sejarah akan selalu berulang demikian juga dengan pergerakan sebuah harga juga aka nteus berulang dengan sendirinya yang tercermin dalam pola-pola/trend, maka  pergerakan market tentunya dapat diprediksi, Pola-pola ini dihasilkan dari pergerakan harga, yangdikenal denga istilah “sinyal”. Jika sinyal ini muncul maka biasanya trader akan mengantisipasi/menganalisa yang diberikan oleh kondisi pasar saat ini dengan mempelajari sinyal yang sudah terjadi sebelumnya.

Aplikasi TA sudah seharusnya diterapkan dengan disiplin yang diwujudkan dalam bentuk Trading Plan. Permasalahannya adalah tidak semua trader mampu mengikuti trading plan yang sudah disusunnya sendiri. Untuk itu dibutuhkan proses untuk mencapai konsistensi kedisiplinan tinggi dalam penerapan TA.

Ini Indikator Analisis Teknikal yang Kita Perlu Tahu

Dalam penggunaan TA tidak lepas dari penggunaan Indikator teknis lainnya seperti:

1. Moving Average

Moving Average merupakan indikator sederhana yang paling banyak banyak digunakan oleh trader ataupun investor karena sangat sederhana dan mudah menggunakannya. Garis M dapati menunjukkan adanya sebuah trend yang sedang berjalan dan kemungkinan yang akan terjadi. Waktu yang digunakan biasanya adalah MA 20,50 dan 200. Garis MA ini juga bisa berfungsi sebagai garis Suppport dan Resistance serta terbagi dalam: SMA (Simple Moving Average); WMA (Weighted Moving Average); dan EMA (Exponential Moving Average)

technical analysis | analisa saham | analisa teknikal

Contoh : Penggunaan MA 20,50 dan 200

Jika keadaan market sedang mengalami uptrend maka garis MA berada di bawah pergerakan harga, sedangkan pada kondisi downtrend garis MA berada di atas pergerakan harga. Perlu diingat Moving Average adalah indikator yang bersifat lagging karena terbentuk setelah adanya pergerakan harga.

2. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Pertama kali diciptakan oleh Gerald Appel. MACD termasuk indikator lagging dan sifat pergerakannya naik atau turun (oscillator) dan terbagi menjadi dua bagian area oversold dan area overbought.

analisa teknikal | technical analysis

Contoh:  Penggunaan Indikator MACD

Indikator MACD memiliki dua garis ,warna tidak penting yang penting berbeda, dimana salah satunya adalah garis sinyal dan yang lain adalah garis MACD. Garis MACD adalah selisih dari dua buah EMA (misal EMA 26 dan EMA 12) dan menggunakan harga penutupan saham.

Standar garis sinyal yang biasa digunakan adalah sembilan hari sedangkan garis MACD adalah 26 dan 12. Jika garis sinyal dibuat lebih pendek, misalnya tujuh hari maka akan memberikan sinyal yang lebih sensitif. Jika semakin rendah periodenya maka kekurangannya adalah akan memberikan banyak sinyal palsu. Garis sinyal sifatnya lebih lambat dan merupakan moving average dari garis MACD.

Cara bacanya jika Sinyal jual adalah pada saat garis MACD memotong ke bawah garis sinyal maka ini merupakan sinyal jual. Dan disebut  sinyal beli jika garis MACD memotong ke atas garis sinyal.

3. RELATIVE STRENGHT INDEX (RSI)

RSI adalah suatu indikator osilator dengan batasan rentang terendah (0) sampai rentang tertinggi (100). Rentang di bawah 30 disebut sebagai area oversold dan rentang di atas 70 disebut sebagai area overbought.

technical analysis | analisa saham

Contoh : Penggunaan RSI 14 di area overbought

Periode RSI standardnya  menurut pembuatnya adalah 14 hari, namun dapat dirubah agar menghasilkan sinyal yang lebih sensitif menjadi 12, 10, atau 9 hari). Bila garis RSI menembus ke bawah garis rentang 70 memberikan sinyal bearish. Bila garis RSI menembus ke atas garis rentang 30 memberikan sinyal bullish.

Jika terjadi penyimpangan garis RSI dengan grafik pergerakan harga saham (bertolak belakang), maka dapat pula sebagai sinyal jual atau sinyal beli. Apabila garis RSI berada di atas garis rentang 70 (kondisi overbought) menunjukan arah yang berlawanan dengan market, maka memberikan sinyal bearish. Apabila garis RSI berada di bawah garis rentang 30 (kondisi oversold) menunjukan arah yang berlawanan dengan market, maka memberikan sinyal bullish.

4. Stochastic Oscilator

Ditemukan oleh George C Line. Line melihat hubungan antara harga penutupan terakhir dengan harga terendah dan tertinggi dalam satu kurun waktu. Harga penutupan terakhir yang mendekati harga tertinggi memberikan sinyal beli (bullish), sedangkan harga penutupan yang semakin mendekati harga terendah menandakan adanya tekanan jual atau distribusi (bearish).

analisa teknikal | analisa saham

Pergerakan Stochastic hampir menyerupai pergerakan RSI, namun Stocasthic  memilik dua garis yang disebut garis %K dan %D yang berkisar di level vertikal 0-100. Area diatas 80 termasuk area overbought sedangkan area di bawah 20 termasuk area oversold.

Mana yang disebut garis sinyal? Garis %K adalah disebut garis sinyal dan garis yang terpenting. Garis % D disebut garis trigger (pemicu). Dikatakan ada sinyal beli jika pada area oversold garis %K memotong ke atas garis %D. Dikatakan sinyal jual jika pada area overbought garis %K memotong ke bawah garis %D.

5. Bollinger Band

Dikembangkan oleh John Bollinger dan merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur volatilitas market. Garis garis dalam Bollinger Band terbagi dalam 3 garis, yakni garis bawah, tengah dan atas. Kita juga dapat menggunakan garis garis ini sebagai garis Support dan Resistance.

analisa saham | bollinger band

Contoh : Penggunaan Garis Bollinger Band

Garis garis Bollinger Band ini bisa mengecil dan membesar, hal ini terjadi dikarenakan volatilitas market itu sendiri, dimana jika pergerakan harga dalam kondisi tidak bergairah atau kurang kuat (sideways) biasanya garis Bollinger Band ini merapat dan bahkan mengecil dan jika pergerakan harga mulai berfluktuasi maka garis Bollinger Band akan bergerak membesar.

Pada akhirnya tidak semua indikator tersebut harus digunakan  dan tidak ada indikator yang 100 % sempurna.  Semuanya berpaling pada trading style masing masing trader, ada yang suka menggunakan beberapa indikator dalam menganalisa pergerakan harga bahkan ada yang tidak menggunakan indikator sama sekali. Semakian banyak menggunakan indikator terkadang bisa membuat kita tidak fokus dalam trading dan terkadang malah membingungkan. Sekali lagi Tidak ada benar atau salah dalam hal ini, yang ada hanyalah, THE MARKET IS  ALWAYS RIGHT !

Semoga Bermanfaat and  Happy Trading !! 

Catatan: Ulasan diatas hanya mengupas beberapa indikator dari banyaknya jenis indikator lainnya dan merupakan indikator yang umum sering digunakan saja. (based on experiences), dan disusun untuk tujuan edukasi dan bukan pengambilan keputusan investasi.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *